Rabu, 05 Desember 2012



FALSAFAH KEPEMIMPINAN
KI HADJAR DEWANTORO DAN HASTA BRATA MENGANTARKAN 2 SMK NEGERI DI JEMBER MERAIH SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN ISO 9000 DAN SATU PREDIKAT SMK RSBI

OLEH :
SUNYOTO, S.Sos. M.Pd.
NIP. 19540514 198101 1 005
KEPALA SMK NEGERI 4 JEMBER

ABSTRAKSI
Kebijakan Direktorat Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Jakarta memicu SMK diseluruh Indonesia untuk berubah dan berkembang menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Karena SBI adalah puncak prestasi untuk keberhasilan SMK.
Salah satu persyaratan SBI adalah SMK Mengadopsi SMM ISO 9001:2008, namun demi peningkatan mutu sekolah maka SMK Standar Nasional (SSN) pun berminat mengadopsi SMM ISO 9001:2008 seperti pada SMK Negeri 4 Jember.
Kendala terbesar dalam proses SMM ISO adalah faktor SDM yakni Komitmen Kepala sekolah, Budaya covensional warga sekolah, Pengendalian mental atau kemauan dan kemampuan fisik warga sekolah, kurang dikuasainya masalah ISO sendiri dan teknologi Komputer.
Peran Kepala sekolah dengan menggunakan falsafah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani adalah falsafah yang ternyata pas dan ampuh untuk diterapkan di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 4 Jember demi mensupot, mengarahkan dan memotivasi mereka.
Sifat pemimpin dengan falsafah Matahari, bulan, bintang, awan, angin, api, samudra, api adalah falsafah yang gampang di ingat dan mengerti karena falsafah ini tidak asing bagi orang Indonesia terutama suku Jawa sebagai sumber kearifan bagi pemimpin maupun yang dipimpin.
Dampak setelah SMM ISO 9001. adalah :
1. Setiap orang dalam jajaran organisasi memahami tugas dan menyadari peran penting dirinya dalam organisasi, serta mengetahui, standar prosedur yang harus dipatuhi.
2. Ada peningkatan perilaku dan pelayanan lebih baik kepada para stake holder dan utamnya pelanggan.
3. Citra sekolah menjadi lebih baik secara intern maupun ektern.
4. Kepercayaan terhadap sekolah lebih besar.
5. Ada keinginan warga sekolah untuk meningkatkan mutu kerja mereka.
6. Pelanggan lebih berani karena tahu prosedur komplain demi kepuasan mereka.
7. Guru membuat perangkat mengajar secara terstandar, rekaman segala kegiatan tersedia lengkap dan ter simpan secara rapi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Dalam undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesereta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Sesuai tuntutan undang-undang diatas, maka salah satu faktor keberhasilan pendidikan adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Sementara ini peringkat Internasional SDM Indonesia, berdaya saing rendah secara global. Hasil penelitian  UNDP  pada tahun 2007 tentang HDI (Human Development Index), Indonesia menduduki peringkat ke 107 dari 177 negara yang diteliti. Dan dibanding dengan negara-negara ASEAN yang dilibatkan dalam penelitian Indonesia pada peringkat yang paling rendah. (HD Report 2007/2008). Salah satu unsur utama dalam penentuan komposisi Indeks Pengembangan Manusia ( Human Development Index) ialah tingkat pengetahuan bangsa atau pendidikan bangsa  tersebut.
Dengan keberhasilan Indonesia membangun SDM yang berkualitas yakni memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan industri dan sektor-sektor lainnya. Tentang rendahnya sumber daya manusia Indonesia baik ditingkat
dunia, di tingkat ASEAN, ditingkat Nasional, kabupaten Jember juga masih kurang maksimal. Hal ini seperti dinyatakan dalam situs Radio Kiss FM sebagai berikut :
      Persoalan pemerataan kualitas pendidikan di Kab. Jember, baik mengenai sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik, sumber belajar, maupun sarana prasarana  ternyata kurang maksimal. Terbukti, dibeberapa daerah pinggiran, masih terdapat beberapa persoalan, seperti kekurangan SDM tenaga pengajar, dan sarana yang masih kurang memadai. Hal ini terungkap pada saat sidang paripurna rekomendasi DPRD Jember terhadap LPKJ Bupati Jember tahun 2009.
Dari pendapat diatas menunjukkan bahwa kualitas SDM bidang pendidikan di
Jember masih belum maksimal atau kalau dengan kata lain belum bermutu. SDM dibidang Pendidikan mempengaruhi tinggi rendahnya mutu pendidikan di Kabupaten Jember. Walaupun Jember adalah merupakan Kabupaten yang cukup potensial dibidang kekayaan alam, namun keunggulan SDM adalah yang sangat dipentingkan pada saat ini era pesaingan Global..
Seperti dinyatakan oleh Direktorat Pengembangan SMK di jakarta, “Keunggulan komparatif  saja tidak cukup, dibutuhkan keunggulan kompetitif tenaga kerja yang akan memasuki persaingan pasar global. Lulusan SMK tidak hanya disiapkan untuk mendapatkan peluang kerja di dalam negeri, tetapi juga harus disiapkan untuk bersaing mendapatkan pekerjaan di luar negeri dan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing baik didalam maupun diluar negeri.

Karena itulah Pemerintah, untuk mengejar ketinggalan mutu pendidikan di Indonesia, sebagai diamanatkan oleh undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 dinyatakan bahwa :
Pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan yang bertarap Internasional. Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 pasal 65 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan
 menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf Internasional..

Kebijakan Direktorat pendidikan menengah kejuruan di Jakarta dalam Renstra Pendidikannya sampai tahun 2009 mendorong SMK  untuk dapat mewujudkan  247 SMK RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di seluruh Indonesia dan minimal 1 SBI dan 1 RSBI di setiap Kabupaten. Salah satu syarat SBI atau RSBI adalah penerapan sistem manajemen mutu (SMM) ISO di SMK (Direktorat Pembinaan SMK 2008). Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, mengisyaratkan bahwa SMP/SMA/SMK di Jember  yang dipandang mampu didorong untuk menerapkan ISO tersebut (Kabag SMP/SMA/SMK Kab, Jember 2008)
Untuk menjawab tuntutan siswa dan orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dunia industri, dunia kerja, tuntutan kemajuan teknologi, kebijakan pemerintah, globalisasi dan persaingan, maka SMK tidak bisa hanya melakukan kegiatan manajemen secara tradisional, tetapi sekolah harus berupaya keras melaksanakan manajemen mutu berkesinambungan yang dapat menjamin  tercapainya tujuan pendidikan disekolah itu
Manajemen yang sebaiknya diterapkan adalah manajemen mutu ISO 9001:2008 pada unit-unit kegiatan disekolah di SMK Negeri 1 dan di SMK Negeri 4 Jember.
            Dalam hal pembinaan SDM maka falsafah kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro dan Hasta Brata adalah teori kepemimpinan produk Asli Indonesia yang relevan dan pas dengan konteks pembinaan manusia di Indonesia lebih membumi, dan  bisa diterapkan dan dikombinasikan dengan sistem manajemen ISO yang  produk Barat.
           
1.2.   Rumusan Masalah.
1.   Apakah faktor yang mendukung dan yang menghambat dalam upaya SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 4 Jember untuk mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001:2008.
2.   Bagaimanakah peran Kepala sekolah menyiapkan SMK Negeri 1 menjadi sekolah RSBI dan SMK Negeri 4 Jember untuk mendapatkan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
3.   Apakah dampak pasca SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja SMK Negeri 1 dan SMK Negeri  4 Jember.

1.3.   Tujuan Penelitian.
1.   Tujuan Penelitian Khusus.
a.  Mengetahui bagaimanakah  peran kepala sekolah dalam mengembangkan sekolah sejak proses awal sampai mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari Lembaga Sertifikasi sehingga dapat memberikan kepuasan maksimal pada siswanya (pelanggan) di SMK Negeri 4 jember dan SMK Negeri 1 Jember.
b.   Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat dalam upaya mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001:2008.
c.   Mengetahui adakah dampak peningkatan kinerja sekolah pasca mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001:2008
2.   Tujuan Penelitian Umum.
a.       Diterapkannya SMM ISO 9001:2000 di SMK  Negeri 1 Jember dan SMM
ISO 9001:2008 di SMK Negeri 4 Jember sebagai  sekolah berstandar
Nasional yang kemungkinan bisa meningkat statusnya sebagai sekolah bertaraf Internasional.
b.      Peningkatan mutu Pendidikan di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri  4 Jember,
sehingga prestasi siswanya dapat dibanggakan dan memuaskan semua stakeholder serta semua siswanya sebagai pelanggan.

1.4.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut .
1.   Secara teoritis
a.   Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pengembangan khasanah  ilmu pengetahuan khususnya dibidang Pendidikan.
b.  Selain itu, dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan kajian untuk penelitian dibidang manajemen pendidikan khususnya kinerja kepemimpinan SMK  dimasa sekarang atau  yang akan datang.
2.   Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.
a.             Manfaat bagi  peneliti:
Pertama,  peneliti mendapatkan pengetahuan dan masukan wawasan lebih dalam, tentang Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Kedua, peneliti dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bukti kinerja terbesarnya (Best Practise) sebagai Kepala SMK Negeri.
Ketiga,  penelitian ini dapat dijadikan bukti otentik kegiatan penelitian ilmiah Kepala sekolah untuk melengkapi karya tulis dan dapat diajukan untuk penilaian angka kredit dalam kenaikan pangkat sebagai guru PNS.
Keempat, Penelitian ini untuk mempublikasikan prestasi diri kepala SMK untuk diteladani bila itu dianggap baik atau di kaji untuk diperbaiki bila itu dianggap kurang bermutu.
b.      Manfaat bagi guru;
Pertama, penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan motivasi tentang kesiapan guru sebagai tenaga profesional dalam rangka menyiapkan siswanya mencapai prestasi yang diharapkan .
Kedua, dapat menjadi motivasi, bahan kajian dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah dalam bidang pendidikan dan pengajaran sebagai wujud keprofesio-
nalannya.
c.       Manfaat bagi pihak para stakeholder  
Pertama, laporan penelitian ini  diharapkan bermanfaat bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai sumber informasi tentang perencanaan manajemen pendidikan di dinas pendidikan, khususnya dan dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang kependidikan pada umumnya. di era otonomi daerah
Kedua, Laporan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian sejenis atau penelitian lanjutan dalam bidang manajemen mutu.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Kemampuan Kepemimpinan Kepala Sekolah.
            Kepala Sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia disekolah. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai  agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.
            Kemampuan Kepala Sekolah itu menurut Dinas Pendidikan yang ditulis oleh Mulyasa (2006:98) awalnya adalah EMAS ( Edukator, motivator, administrator, supervisor). Karena tuntutan zaman dan tuntutan masarakat maka kemampuan Kepala sekolah menjadi EMASLIM-FM (Edukator, motivator, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator, figur, mediator)

2.2. Gaya Kepemimpinan Hasta Brata.
Suyanto Consulting menulis tentang gaya kepemimpinan Hasta Brata dalam situs http//msuyanto.com tanggal 21-8-2011 Gaya kepemimpinan produk dalam negeri ini tidak kalah hebatnya dengan gaya kepemimpinan model barat dan saat ini cukup relevan. Gaya kepemimpinan ini dulunya sering di laksanakan oleh raja-raja di Jawa yaitu gaya kepemimpinan Hasta Brata yaitu kepemimpinan yang memiliki sifat delapan sifat yaitu Matahari, bulan, bintang, angin, api, awan, samudra dan bumi
1. Pemimpin yang memiliki sifat Matahari, bahwa pemimpin itu harus mampu memberikan semangat yang membara dan kekuatan spirit kepada anak buahnya.
2.   Pemimpin yang memiliki sifat Bulan, bahwa pemimpin itu harus menarik, memberikan keindahan suasana kerja dan pergaulan, serta membuat terang saat muncul kegelapan.
3.   Pemimpin yang mempunyai sifat Bintang, harus mampu memberikan arah yang benar bagi perjalanan suatu organisasi atau lembaga.
4.   Pemimpin yang mempunyai sifat Angin, dia harus mampu berkomunikasi dengan baik, mampu memotivasi dan dapat mengisi kekurangan pada anak buahnya dengan ungkapan kata menyejukkan bukan sekedar mencela.
5.   Pemimpin dengan sifat Api, artinya pemimpin harus dapat bersifat tegas, tanpa pandang bulu menindak yang bersalah tanpa ragu-ragu.
6.   Pemimpin dengan sifat Awan, memiliki kewibawaan yang kuat, dihormati, sekaligus dicintai rakyat dan anak buahnya.
7.   Pemimpin dengan sifat samudra, yakni pemimpin harus mampu menampung segala permasalahan, tetap sabar dan tenang dalam memberikan solusi.
8.   Pemimpin yang mempunyai sifat Bumi, dia teguh dan kuat pendirian tetapi siap pula mendengar masukan dari manapun untuk dijadikan bahan pertimbangan.
            Kedelapan sifat itu tentu saja harus menyatu dalam diri sang pemimpin, bukan hanya di potong-potong satu persatu dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.

2.3. Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro.
            Ki Hadjar Dewantoro lahir 25 Pebruari 1889 adalah salah satu putera terbaik negeri ini yang mempunyai pemikiran yang sangat maju pada jamannya dalam memperjuangkan pendidikan. Hasil pemikirannya adalah “memajukan bangsa tanpa membedakan RAS, budaya dan Bangsa” masih sangat relevan sampai saat ini. Potensi bangsa Indonesia kalau bersatu akan cukup kuat, oleh karena itu maka penjajah Belanda menggunakan politik Devide et impera untuk menguasai Indonesia. Dan saat ini negeri kita masih rentan dengan perpecahan maka pemikiran beliau itu masih sangat relevean.
            Ajaran beliau yang kemudian diabadikan sebagai lambang Departemen Pendidikan Nasional seperti di sarikan oleh M Sukardjo dan Ukim Komarudin (2009:96) yaitu “ Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani “  ajaran beliau itu awalnya di terapkan di sekolah Taman Siswo yang beliau dirikan di Jogyakarta tahun 1922. Ajaran beliau selain diterapkan oleh guru sebagai pemimpin, sebagai panutan bagi para muridnya, diterapkah juga oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer lembaga sekolah, sebagai panutan para guru, murid dan seluruh warga sekolah.
Hendra Darta dalam http://hendradarta.wordpress.com 7-4-2010 dan http://jadidjadied.blogspot.com 28-3-2011 menuliskan bahwa Konsep manajemen dan kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro merupakan konsep manajemen dan kepemimpinan asli Indonesia, seperti juga konsep kepemimpinan Hasta Brata diatas yang lebih arief dan membumi. Berbeda dengan konsep kepemimpinan ala barat adalah memandang birokrasi manajemen dari aspek Vertikal ( ada bawahan ada atasan) dan  aspek  Horisontal (samping kiri dan samping kanan), Konsep kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro memandang kepemimpnan dari aspek Depan dan Belakang selengkapnya ada tiga falsafah yaitu (1) Ing ngarso sung tulodo, (2) Ing madyo mangun karso, (3) Tut wuri handayani.
. Untuk itulah dikotomi atasan dan bawahan adalah kurang tepat, karena sebenarnya yang ada adalah perbedaan peran..Pendekatan yang lebih alami adalah menempatkan manusia pada perannya masing-masing, dimana semuanya sama-sama penting. Karena itulah maka seorang pemimpin menurut Ki Hadjar Dewantoro harus berperan yang tepat dimana dan bagaimana ketika ia berada di depan, ditengah dan di belakang. Selanjutnya ikuti pengertian masing-masing  sebagai berikut.
Ing ngarso sung tulodo (didepan memberi tauladan), pemimpin adalah panutan. Sebagai panutan maka orang lain disekitarnya akan manut (bahasa jawa, yang artinya mengikuti, meniru). Disini bisa dilihat betapa besarnya tanggung jawab moral seorang pemimpin, karena tindak tanduknya, perilakunya, bicaranya, cara berfikirnya, bahkan kebiasaannya semuanya akan cenderung diikuti dan ditiru oleh orang lain atau pengikutnya. karena itulah sekali lagi bahwa pemimpin itu harus senantiasa berfikir, berbicara dan  berbuat hal positif yang bisa ditauladani.
Konsep ini sebenarnya tidak jauh dengan konsep “Imam” pemimpin sholat dalam agama Islam. Imam tidak selalu permanen . Seorang bisa berdiri didepan sebagai imam, memimpin dan diikuti makmumnya yang ada dibelakangnya. Namun dalam kesempatan lain bisa saja orang lain menjadi imam dan yang semula menjadi imam menjadi makmumnya. Disini tidak tercermin atasan bawahan, tetapi jela smenunjukkan siapa yang memimpin dan siapa yang dipimpin.
            Ing madyo mangun karso (bahasa jawa, artinya ditengah membuat karya). Seorang pemimpin ketika memposisikan diri ditengah-tengah pengikutnya senantiasa mampu menggerakkan, memotivasi atau menyemangati, dan mengatur sumber daya yang ada (empowering). Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan dan kemauan untuk memotivasi diri diri sendiri (intrinsic motivation), sehingga ada ataupun tidak adanya stimulir tetap saja akan termotivasi. Hanya saja, kadar motivasi dari diri sendiri sering tidak stabil kehadirannya. Untuk itulah maka motivasi dari luar dirinya (extrinsic motivation) tetap sangat diperlukan  Disinilah seorang pemimpin dapat mengambil peran yaitu dengan kehadirannya secara fisik ditengah pengikutnya membuat orang tergerak untuk bertindak.
Seorang pemimpin sejati saat berada di barisan tengah tidak membebani pemimpin lain yang sedang berada dibarisan depan maupun belakang. Untuk itulah maka peran oposisi menjadi tidak relevan disini. Dimanapun posisinya dan apapun perannya akan tetap saling mendukung dan menopang. Saat ditengah pemimpin sejati menggerakkan, mendorong yang didepan dan menarik yang dibelakang.
            Tut wuri handayani (bahasa jawa, artinya mengikuti dari belakang). Seorang pemimpin sejati diperlukan kehadirannya dibarisan belakang. Dari belakang seorang pemimpin dapat memberikan dorongan untuk terus maju. Pemimpin yang berada di barisan belakang harus pandai-pandai mengarahkan pengikutnya mengikuti barisan di depannya, agar konsisten gerakan dan arahnya agar tercapainya suatu tujuan organisasi.
Sebetulnya falsafah ini dapat dilustrasikan sebagai peran penggembala bebek, yaitu dapat mengarahkan barisan bebeknya dari belakang barisan. Masing-masing bebek mempunyai kemampuan dan keinginan berbeda-beda untuk bergerak maju. Tetapi sang penggembala mampu mengarahkan mereka untuk sampai ketujuan dengan efektif dan efisien.
            Begitulah falsafah kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yaitu bahwa pemimpin sejati harus mampu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani dalam mengelola atau me manage organisasi yang dalam hal ini kepala sekolah dan sekolahnya.

2.4. Kepemimpinan Sekolah Berstandar Internasional (SBI).
            Betapapun baiknya sistem Manajemen ISO adalah tetap hanya sebuah sistem hanya sebuah instrumen, maka keberhasilannya juga masih sangat tergantung pada peran, keseriusan dan kemampuan kepemimpinan sekolah, karena kepala sekolah adalah Top manajemen yang memegang kebijakan dan policy untuk mejalankan organisasi. Karena itulah perlu disampaikan model kepemimpinan SBI. Bukan berarti harus memimpin sekolah SBI tetapi kompetensi kepala SBI itu sangat baik diadopsi oleh kepala sekolah yang non SBI.
Implikasinya Bagi Kepemimpinan SBI
  1. Perlu dilakukan restrukturisasi, resistemisasi, refigurisasi dan rekulturisasi;Restrukturisasi/Resistemisasi: Perlu penataan kembali sekolah sebagai sistem baik inputnya, prosesnya maupun outputnya agar sesuai dengan tuntutan dan prakarsa untuk menjadi SBI. Juga perlu dilakukan pengembangan kapasitas sekolah sebagai sistem.Refigurasi maksudnya : Penataan kembali figur-figur sekolah (SDM) agar memiliki the right person the right place dan perlu dilakukan pengembangan kapasitas SDM. Rekulturasi; Penataan kembali kultur sekolah agar sesuai dengan tuntutan SBI. Kultur SBI memerlukan wawasan global, baik IPTEK, ICT, bahasa maupun budaya lintas bangsa.
  1. Peran Kepemimpinan SBI: (1) Sebagai contoh/tauladan global bagi warga sekolah dan sekitarnya; (2) Sebagai visioner global (mampu menciptakan visi yang jelas bagi sekolahnya); (3) Sebagai penggerak warga sekolahnya untuk mencapai visi global yang telah ditetapkan; dan (4) Sebagai pemberdaya warga sekolah-nya kearah global.
  2. Pesan Kepemimpinan SBI
1.    Seorang kepala SBI harus mengetahui persis kebutuhan sekolahnya dan menanggapinya dengan hati nurani dan upaya yang sungguh-sungguh dengan menerapkan kemampuan dan keinginan besarnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut; dan
2.    Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara jelas, cari orang-orang yang memiliki kemampuan dan komitmen, tanamkan investasi pada mereka dan interaksikan serta koordinasikan mereka agar solid untuk mencapai tujuan.
3.    SBI agar menerapkan manajemen mutu terpadu (perbaikan secara terus menerus, pelibatan secara total unsur-unsur sekolah dan berpusat pada
 pelayanan siswa);
4.  SBI segera mengembangkan kapasitas yang bertaraf internasional (sumberdaya, kelembagaan, dan sistem);
5.    Agar para siswa belajar, mereka disuruh mengajar (misal: presentasi hasil tugas);
6.   Warga SBI agar belajar dari praktisi pendidikan yang sukses (kepala sekolah, guru, konselor, siswa, dsb.).
d.   Kebiasaan Perilaku Tangguh
1.     Seorang pemimpin SBI yang tangguh selalu menciptakan tantangan yaitu selisih antara apa yang diharapan oleh sekolah untuk peserta didik dimasa depan (visi) dengan apa yang dicapai saat ini. Pemimpin SBI yang tangguh akan menggunakan tantangan ini sebagai penggerak untuk memajukan sekolahnya.
2.   Seorang pemimpin SBI yang tangguh selalu menciptakan kesempatan/ peluang yang konstruktif dan kreatif bagi pengembangan sekolahnya. Dia akan selalu menciptakan peluang yang akan membawa sekolah sesedekat mungkin dengan pencapaian visi dan misinya.
3.     Seorang pemimpin SBI yang tangguh selalu membangun sekolah sebagai sistem dan menggerakkan warganya untuk membangun teamwork yang kompak/harmonis, cerdas, dinamis, dan lincah serta saling terkait, seperti layaknya orkestra atau gamelan yang diatur oleh dalang.
4.    Seorang pemimpin SBI yang tangguh selalu mendorong bawahannya untuk mengambil resiko. Dia menciptakan kondisi/lingkungan yang mendorong bawahannya merasa enak untuk melakukan kreasi, inovasi, prakarsa, inisiatif, dan eksperimentasi, meskipun hasilnya salah dan diharapkan mereka belajar dari kesalahannya. Tempat kerja merupakan universitas terbaik kedua setelah perguruan tinggi.
5.     Seorang pemimpin SBI yang tangguh menerapkan prinsip-prinsip “tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing ngarso sung tulodo” Dibelakang mendorong, ditengah mempengaruhi, dan di depan menjadi contoh. Dia memimpin melalui layanan yang baik dari pada melalui jabatan/posisinya.
6.     Seorang pemimpin SBI yang tangguh selalu menggunakan informasi yang akurat untuk melakukan perubahan (inovasi, reformasi, revitalisasi, resistemisasi, restrukturisasi, rekonfigurasi, rekulturisasi, refigurisasi, atau apapun namanya).
7.   Seorang pemimpin SBI yang tangguh mengarahkan dan membimbing pengikutnya untuk mencapai tujuan jangka panjang melalui penyusunan rencana induk pengembangan sekolah (RIPS) yang digunakan sebagai pemandu bagi penyusunan rencana strategis (renstra) dan rencana operasionalnya (renop). Mengarahkan pelaksanaan rencana operasional agar konsisten menuju renstra dan mengarahkan rentra agar konsisten menuju RIPS memerlukan pemimpin ber-keterampilan tinggi. Ingat, implementasi kebijakan merupakan masalah krusial di Indonesia.
8.  Seorang pemimpin SBI yang tangguh harus mampu memobilisasi sumberdaya atau aset yang ada dilingkungannya, baik aset intelektual, moral, finansial maupun material.
9.  Seorang pemimpin SBI yang tangguh menerapkan prinsip-prinsip negosiasi, menang-menang, dan egaliter dengan stakeholders dalam membangun sekolahnya.
10.  Seorang pemimpin SBI yang tangguh menerapkan strategi perubahan yang memang sesuai dengan turbulensi perubahan itu sendiri sehingga dia harus mutakhir dengan dinamika perubahan yang terjadi.
11. Seorang pemimpin SBI yang tangguh selalu menjadikan bawahannya sebagai “learning person” dan menjadikan sekolahnya sebagai “learning organization” seraya tujuan sekolah dicapai dengan sukses.
12.  Catatan: Learning organization memiliki perilaku-perilaku seperti berikut: memberdayakan sumberdaya manusia seoptimal mungkin, mem-fasilitasi warganya untuk belajar terus dan belajar kembali, mendorong kemandirian setiap warganya, memberi kewenangan dan tanggung-jawab kepada warganya, mendorong warganya untuk akuntabilitas ter-hadap proses dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis, dan lincah), cepat tanggap terhadap pelanggan, mengajak warganya untuk menjadikan lembaga-nya sebagai institusi yang memfokuskan pada layanan pelanggan, mengajak warganya untuk siap dan nikmat terhadap perubahan, mengajak warga-nya untuk berpikir sistem, mengajak warganya untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warganya untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.


BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1.  Diskripsi Lokasi Penelitian .
1.1. SMK Negeri 1 Jember.
Lokasi sekolah : Jalan Jambu no 17 Patrang, kira-kira 0,5 Km kearah  barat dari RSUD Dokter Subandi Jember, 0,5 Km dari Dinas Pendidikan Jember, 2 KM dari Pusat kota Jember.
Status Sekolah :  Negeri, SMK RSBI sejak tahun 2005.
Kepala Sekolah: SUNYOTO, S.Sos sejak tahun 2000-2009 Saya         menjabat Kepala sekolah di SMK Negeri 1 Jember, mutasi dari SMK Negeri 1 Panji Situbondo (1997-2000)
Jumlah siswa :   Tahun 2005 kurang lebih 900 siswa,  tahun 2010 jumlah siswa 1175 siswa.
Jumlah Rombel :  tahun 2005 24 Kelas, tahun 2010 menjadi 32 rombel.
Jumlah Progkli :   5  Prokli (Akuntansi, sekretaris, Pemasaran dan Usaha Jasa Pariwisata, TIK Multimedia) tahun 2010 bertambah 1 prokli Broadcasting sehingga menjadi 6 prokli
SMM ISO         :    tahun 2007 surveylance pertama tahun 2011.
Luas area          : ±10.000 M²
Guru                  :   Tahun 2010 PNS 42 orang, GTT 25 orang.
Fasilitas Gedung:    Jumlah dan mutu cukup memadai.
Fasilitas Praktek:    Jumlah dan mutu cukup memadai.
Fas  pendukung  :   Jumlah dan mutu cukup memadai.
1.2. SMK Negeri 4 Jember.
Lokasi sekolah   : Jalan Kartini no 1 Jember i pusat kota, belakang Kantor PEMDA Jember dekat dengan alon-alon kota Jember.
Status Sekolah   :    Negeri, SSN sejak tahun 2007
.Kepala Sekolah :  SUNYOTO, S.Sos sejak tahun 2009.mutasi dari SMK Negeri 1Jember.
                    Jumlah siswa :         Tahun 2010/2011, 836 siswa
Jumlah Rombel :     tahun 2010, 23 Kelas.
Jumlah Progkli :      Tahun 2011/2012 5 Prokli (Akuntansi, sekretaris, Pemasaran, TIK Broadcasting dan Multimedia)
SMM ISO         :    tahun  2011.
Luas area           :    ± 3750 M², jauh lebih sempit dibanding SMK Negeri 1 Jember.
Guru                  :    Tahun 2011 PNS 42 orang, GTT 12 orang.
Fasilitas Gedung:     Jumlah masih belum cukup (85%),dan mutu yang ada cukup memadai.
Fasilitas Praktek:    Jumlah masih belum cukup (70%) dan mutu cukup yang ada memadai.
Fas  pendukung  :   Jumlah dan mutu belum cukup (70%)
SMK Negeri 4 Jember adalah salah satu SMK Negeri, Sekolah Standar Nasional (SSN) di Kabupaten Jember dengan Bidang Studi Keahlian (1) Bisnis dan manajemen, (2) Teknologi Informasi dan Komunikasi, Program Sudi Keahlian dan Kompetensi Keahlian yang diselenggarakan disekolah ini
(1)     Bisnis dan Manajemen dengan tiga Program Studi Keahlian: (a). Program Sudi Keahlian Keuangan, Kompetensi Keahlian Akuntansi (Ak) tahun 1989,   (b) Program Studi Tata Niaga, Kompetensi Keahlian Pemasaran (PM) tahun 1989. (c) Program Studi Keahlian Administrasi, Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran (AP) tahun 1999.
(2)     Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan dua Program Studi Keahlian   : (a) Program Studi Keahlian Teknik Broadcasting, Kompetensi Keahlian Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelivisian (TPPPP) tahun 2009, (b) Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika, Kompetensi Keahlian Multi Media (MM) tahun 2011.
Lokasai SMK Negeri 4 Jember berada ditengah-tengah kota kabupaten tepatnya di jalan kartini no 1 persis dibelakang kantor Pemda Kab Jember hanya berbatas pagar. Dari alon-alon kota Jember hanya sekitar 50 meter, sayang sekali lokasinya hanya kurang lebih 0,35 Hektar. Namun sebagai sekolah bisnis, letak SMK ini sangat menguntungkan utamanya untuk pengembangan bisnis pertokoan sekolah yang cukup bisa bersaing dengan toko umum disekitarnya, sehingga toko sekolah itu layak dijadikan tempat praktek bagi siswa.
Sumber daya manusia dimaksud adalah sumber daya yang ada di SMKN 4 Jember  terdiri dari Siswa, Pendidik / Guru dan tenaga Kependidikan TU.sebagai terlampir pada  :    TABEL 1
 
      Jumlah 909 tersebut diatas adalah pendaftar 1 dan 2, jumlah pendaftar aslinya dengan plihan pertama hanya 636 dan yang diterina 304 dengan memperhitungkan  pendaftar lewat jalur prestasi dan siswa yang tidak naik di kelas X. sebagai mana tersebut pada TABEL 2 (terlampir)
      Sesuai tabel 2 tersebut jumlah siswa kelas X pada awal tahun ajaran adalah 320 siswa dengan rata-rata 40 siswa per kelas / rombel . Siswa drop out per tahun semua tingkat 920 – 846 = 74 (8%).

       Jumlah Tenaga Pendidik : (1) PNS = 36, GTT=14, (2) Pendidikan D1=1, S1/D4=43, S2=6,  (3) Lulus sertifikasi = 35 orang, (4) Usia <35 35-51="41,">51=4, (5) Jenis kelamin L= 22, P=28, Kebutuhan ideal 54 orang guru, Selengkapnya baca pada TABEL 3 terlampir

Tenaga Kependidikan: (1) PNS= 2 org, PTT= 12 org, (2) Pendidikan SMA/SMK= 10 org, D1= 2 org, S1= 1 org, (3) Usia <35 35-51="6" 6="6" org="org">51= 2 org, (4) Jenis kelamin L= 9 org, P= 5 org, (5) Kebutuhan ideal 17 orang, selengkapnya baca pada TABEL 4.

3.2. Keinginan Untuk Berubah
Beckhard dan Harris (1987) menyatakan  sebaiknya organisasi fokus ke depan dari pada berbicara tentang masa lalu yang telah memberikan dampak negatif hari ini. Sehingga dia memberi saran : (1) memberikan semangat (optimisme) dan membuang perasaan pesimis, (2) mendorong orang-orang menentukan perannya dalam perubahan, dan menciptakan kepatuhan, (3) mengurangi ketidak puasan dan perasaan-perasaan tidak nyaman, (4) memberikan fokus perhatian pada upaya-upaya mengatasi masalah ketimbang pada sympton-sytpton untuk membuat kegiatan dan organisasi bekerja secara efektif.(Rhenald
Kasali, P.Hd 2005 hal 100-101)
            Saya melihat potensi SMK Negeri 1 Jember tahun 2005 untuk dikembangkan, Luas areal nya kurang lebih hampir 1 ha, Jumlah bangunan cukup memadai dan kondisinya bagus, animo msyarakat cukup banyak, gurunya cukup kompeten, maka tahun 2004 saya mengajukan proposal untuk menjadi sekolah standar Nasional. Kemudian ada tanggapan dari direktorat dengan adanya survey kesekolah ini, lalu tahun 2005 kami mendapat bantuan pengembangan RSBI. Sungguh kami tidak menyangka kalau SMK Negeri 1 Jember akhirnya menjadi RSBI. Sebagai Kepala SMK RSBI maka saya sering di panggil ke Direktorat Pembinaan SMK di Jakarta dan banyak mendapatkan motivasi untuk kemajuan SMK. Karena itu tahun 2005 kami mencoba untuk mensosialisasikan profile SMK RSBI kepada Warga SMK Negeri 1 Jember seperti dibawah ini : 
SMK Berstandar Internasional adalah SMK penyelenggara program Pendidikan dan pelatihan kejuruan yang tamatannya mendapatkan sertifikat kompetensi standar Internasional pada satu atau lebih program keahlian, yang profilnya :
1.   Menyelenggarakan program keahlian yang telah memiliki standar kompetensi internasional.
2.   Minimal 50% dari jumlah tamatan yang bersertifikat kompetensi sesuai dengan bidang /program keahlian terserap pada dunia kerja yang relevan.
3.   Minimal 50% tamatan memperoleh skor TOEIC ≥ 505 atau memperoleh nilai ujian nasional Bahasa Inggris ≥ 7,51
4.   Minimal 50% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Matematika ≥ 6,0
5.   Minimal 50% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Bahasa Indonesia ≥ 7,0
6.   Jumlah peserta Diklat pertingkat per program keahlian minimal 36 siswa.
7.   Minimal 4 mata diklat menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
dalam proses KBM, tidak termasuk mata diklat Bahasa Inggris.
8.   Memiliki sertifikat ISO 9001:2000.
Setelah RSBI lalu bagaimana melaksanakan SMM ISO 9001:2000.  Karena sistem ini adalah hal baru bagi SMK Negeri 1 Jember pada tahun 2005, Secara teori menurut Konsultan Proqual langkah-langkah untuk penerapan ISO 9001:2000 sebagai berikut:
  • Tahap Persiapan
  • Analisis dan pengkajian terhadap kondidi oranisasi secara menyeluruh.
  • Pembentukan Tim ISO
  • Membangun Komitmen
  • Tahap penyusunan dan pengesahan dokumen
  • Tahap Implementasi
  • Penerapan terhadap semua ketentuan yang telah didokumentasikan, ada kemungkinan untuk revisi dokumen.
  • Tahap audit ekternal.; dilakukan setelah organisasi yakin bahwa SMM telah tersusun dan diterapkan sesuai klausul SMM ISO 9001:2000

Untuk dapat melaksanakan tahapan diatas sangat diperlukan adalah Komitmen Kepala sekolah untuk mensuport, memotivasi, mengarahkan agar  warga sekolah berkomitmen dan berusaha keras. Untuk mewujudkan terlaksananya peningkatan mutu yang di harapkan adalah berusaha mempelajari, mengikuti, memahami, dan melaksanakan setahap demi setahap secara berkelanjutan. Dan semua upaya itu di legalisasi oleh Lembaga sertifikasi URS.
Tahun 2005 dengan sosialisasi saya, Tanggapan sebagian guru (55%) mendukung, sebagian sisanya masih minir karena mereka belum ingin berubah. maka selain motivasi dari saya selaku kepala sekolah, kami hadirkan konsultan ISO dari Surabaya yang turut mempresentasikan keberhasilan SMM ISO meningkatkan mutu manajemen sekolah. Saya tidak boleh menyerah walaupun maka tindakan terbesar saya adalah mengantar SMK Negeri 1 Jember untuk menjadi SMK RSBI. menerapkan SMM ISO 9001:2000 sejak tahun 2005 dan berhasil meraih sertifikat pengakuan ISO dari URS tahun 2007. Pada awal kegiatan ini sempat berhenti karena belum dana bantuan yang kami ajukan ke Pemerintah ternyata tidak turun. Namun demi tercapainya tujuan maka SMK Negeri 1 Jember memasukkan rencana pelaksanaan SMM ISO dalam RAPB Komite sekolah sejumlah Rp 125.000.000,- dan berkat usaha dengan susah payah dari warga sekolah akhirnya tercapailah tujuan yaitu status RSBI bersertifikat SMM ISO 9001:2000.
SMK negeri 4 Jember tahun 2010 saya perhatikan ada potensi  untuk mengadopsi Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Potensi tersebut pertama saya selaku kepala sekolah sudah punya pengalaman untuk meraih SMM ISO, Kedua tahun 2008 SMK Negeri 4 baru saja diakreditasi dan mendapat Score A, Ketiga SDM di SMK Negeri 4 mempunyai keinginan besar untuk bersaing dengan SMK Negeri 1 Jember. Kondisi tersebut diatas adalah modal besar untuk penyempurnaan sistem manajemen yang tidak terlalu beresiko besar baik  terhadap perilaku SDM, teknolgi maupun ekonomis, karena perubahan ini terencana, bertahap dan berkelanjutan dalam peningkatan mutu mencapai
tujuan yaitu Kepuasan Organisasi yang puncaknya adalah kepuasan pelanggan.

3.3. Faktor yang mendukung dan Menghambat.
Selaku Kepala sekolah baik di SMK Negeri 1 Jember tahun 2005 dan di SMK Negeri 4 Jember tahun 2010 adalah hampir sama yakni:
Bahwa kendala terbesar adalah pada sumber daya manusia (SDM), pertama karena belum memahami betul sistem manajemen ISO, kedua merubah budaya lama menuju budaya ISO, ketiga kendala teknologi.
Faktor pendorong adalah adanya komitmen, kemauan, semangat, tekat,  dan kerja keras dari warga sekolah yang mulai tumbuh untuk senantiasa meningkatkan mutu sekolah walau itu ditunjukkan saat awal-awal.
Dalam perjalanan yang menuntut kerja keras dan dalam waktu yang panjang tanpa jedah (kurang lebih minimal 6  bulan) untuk mempersiapkan, melengkapi dokumen dan  mengimplementasikan, mengaudit internal dan ekternal ditambahkan adanya ketergantungan pada orang lain karena diri sendiri kurang menguasasi teknologi utamanya komputer, menyebabkan situasi emosi menjadi temperamental, mudah marah,
bahkan putus asa.
Dari kedua faktor tersebut diatas maka peran kepala sekolah dan berbagai kiat kepala sekolah diuji kepiawaiannya agar barisan tetap fokus mengarah pada Tujuan yaitu dapat melaksanakan sistem dengan benar dan kemudian dapat meraih sertifikat ISO 9001
secara efektif dan efisien.

3.4. Peran Kepala Sekolah.
            Mengutip dari http://hendradarta.wordpress.com 7-4-2010 Bahwa seorang pemimpin sejati itu harus dapat ngemong (dalam bahasa jawa berarti melayani, mengasuh, take care of). Selanjutnya pemimpin sejati memandang orang lain sebagai “manusia” yang harus dihargai karena sifat kemanusiaannya dalam baha jawa “nguwongke” memanusiakan manusia. Memimpin dan dipimpin adalah siklus natural dalam kehidupan. Ada saatnya kita harus memimpin, ada kalanya kita harus dipimpin. Seorang pemimpin adalah seorang berpengaruh dan diikuti, Seorang pemimpin formal, yang menduduki jabatan tertentu, berpengaruh dan diikuti karena wewenangnya. Namun ada pula seseorang, yang meskipun tidak memiliki jabatan tertentu, tetapi orang tersebut berpengaruh dan diikuti oleh orang lain karena ditakuti, tetapi ada pula karena dicintai. Pemimpin yang terakhir inilah yang disebut pemimpin sejati, yang berpengaruh dan diikuti karena “orangnya” bukan karena “jabatannya” Sekarang masalahnya adalah bagaimana menjadi pemimpin sejati atau true leader.
            Menjawab masalah yang telah dirumuskan pada BAB I didepan maka khusus untuk tercapainya tujuan maka yang saya lakukan tahun 2005 di SMK Negeri 1 Jember dan SMK Negeri 4 Jember tahun 2010 sama saja yakni saya mencoba menerapkan falsafah manajemen Ki Hadjar Dewantoro dan Hasta Brata sebagai berikut :
1.  Ketika awal saya menggunakan falsafah Ingarso sung Tulodo: saya sosialisasi dan memberi pengarahan dalam rangka memberi pengertian dan Komitmen bersama. Saya membagi tugas dengan prinsip “nguwongke” memanusiakan manusia yang masing-masing mempunyai kemampuan dan kemauan sendiri dan saya mempercayakan pada mereka untuk dapat bekerja sesuai fungsinya. Saya berusaha menjadi panutan mempengaruhi cara berfikir teman-teman yang saat itu yang cenderung stagnan, untuk berfikir tentang pentingnya perubahan. Saya juga membuat, melengkapi, mengatur sendiri dokumen-dokumen saya sebagai kepala sekolah sebagai top manajemen. Selain falsafah diatas saya menerapkan falsafah Matahari yang mampu memberikan semangat membara, sifat angin yang mampu berkomunikasi tetapi juga menyejukkan dan sifat Bintang yang mampu memberikan arah yang jelas tentang arah  tujuan yang ingin dicapai.
2.   Ketika dalam proses menyiapkan, melengkapi, menyempurnakan dokumen-dokumen sampai saat audit internal dan eksternal, kendala besar yang dihapi:
a.  Warga Sekolah belum tahu tentang sistem dan model dokumen yang harus dipersiapkan.
b.   Budaya ISO serba catatan, tulis apa yang dilaksanakan, laksanakan apa yang ditulis, masih belum terbiasa, bekerja sesuai prosedur masih belum terbiasa masih kurang konsisten.
c.   Sebagian teman tidak menguasai komputer merupakan hambatan dalam menyiapkan dokummen dan ada ketergantungan pada orang lain yang bisa komputer.
d.   Pengendalian emosi yang kurang stabil (capek, mudah marah, putus asa), selama proses menyiapkan dan  implementasi sampai audit ISO.
Selaku kepala sekolah saya menerapkan falsafah Ing madyo mangun Karso. yang maksudnya mampu menggerakkan, memotivasi atau menyemangati, dan mengatur
sumber daya yang ada (empowering). Untuk menggerakkan mereka adalah sesuatu yang sulit ketika mereka memang belum tahu atau belum faham apa yang harus mereka lakukan. Oleh karena itu saya selaku kepala sekolah harus tanggap akan kebutuhan mereka yaitu sosialisasi dan pelatihan atau workshop. Yang dibimbing langsung oleh Konsultan ISO di SMK Negferi 1 Jember adalah Proqual dari Surabaya, sedang di SMK Negeri 4 Jember dibimbing oleh Konsultan dari SMK Negeri Sukorambi dan pengalaman saya sendiri ketika di SMK Negeri 1 Jember sangat membantu saya untuk memotivasi mereka.
Ketika mereka belum terbiasa maka saya dengan telaten mengajak mereka,
menjelaskan pada mereka memotivasi mereka agar sedikit demi sedikit membiasakan kemudian membudayakan mencatat dan menyimpan dengan baik dokumen-dokumen yang telah dibuat, untuk dipakai sebagai dasar atau pedoman melangkah selanjutnya tanpa mengalami kesulitan. Dalam rangka warga sekolah dapat membiasakan diri mencatat dan menyimpan arsip maka kepala sekolah harus selalu mengingatkan dan tidak boleh bosan mengingatkan. Sebagai seorang pemimpin dalam hal ini harus bersifat Samodra dan bersifat Bumi artinya sabar, menerima masukan dan siap memecahkan masalah dan tetap teguh pendirian untuk menggerakkan warga sekolah agar membiasakan bekerja dengan Sistem Manajemen ISO.
            Sebagian teman terhambat pekerjaanya karena tidak bisa mengoperasikan komputer, maka disini tugas Kepala Sekolah mengatur, membantu, agar personil lain yang mmpu dibidang komputer membantu unit kerja yang kurang mampu dibidang komputer. Pada lain kesempatan kami adakan pelatihan komputer untuk guru-guru yang belum bisa. Sehingga pada kesempatan berikutnya mereka tidak lagi ketergantungan pada teman lain yang bisa mengoperasikan komputer karena sudah bisa sendiri.
            Pengendalian emosi sebagian warga sekolah akibat lelah fikiran, lelah fisik, teretekan tidak boleh dibiarkan. Saya selaku kepala sekolah harus dapat menghibur mereka mencairkan suana dengan joke-joke yang menghibur, memberikan pujian, menghargai hasil jerih payah mereka dengan sikap dan kata-kata yang menyejukkan. Tetapi kadang harus tegas dalam mengendalikan mereka. Begitulah sikap Api, Angin dan Awan, Terkadang memberi semangat agar bekerja keras, terkadang tegas dalam membimbing dan mengingatkan, terkadang sabar dan wibawa didepan warga sekolah
demi tercapainya tujuan tetapi tetap dicintai oleh mereka..
            Peran pemimpin yang terakir menurut ki Hadjar Dewantoro adalah Tut Wuri Handayani artinya mendorong pengikutnya dari belakang agar mengikuti pengikut arah yang di depan dan ditengah untuk mencapai tujuan. Kehadiran pemimpin memang harus di depan, ditengah dan dibelakang sehingga seluruh pengikut bekerjasama dengan baik sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Suport dan arahan dari kepala sekolah sebagai pemimpin, tidak otoriter, menghargai, menyatu dengan semua warga sekolah saling asah, saling asih, saling asuh, adalah tindakan pemimpin yang Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
            Dengan falsafah kepemimpinan diatas dan memperhatikan Hasta Brata maka SMM ISO 9001:2000 dapat berhasil di raih, dan ISO 9001:2008 berhasil diraih di SMK Negeri 4 Jember.

3.5. Dampak Pasca SMM ISO 9001.

1.   Setiap orang dalam jajaran organisasi memahami tugas dan menyadari peran penting dirinya dalam organisasi, serta mengetahui, standar prosedur yang harus dipatuhi.
2.   Ada peningkatan perilaku dan pelayanan lebih baik kepada para stake holder dan utamnya pelanggan.
3.   Citra sekolah menjadi lebih baik secara intern maupun ektern.
4.   Kepercayaan terhadap sekolah lebih besar.
5.   Ada keinginan warga sekolah untuk meningkatkan mutu kerja mereka.
6.   Pelanggan lebih berani karena tahu prosedur komplain demi kepuasan mereka.
7.   Guru membuat perangkat mengajar secara terstandar, rekaman segala kegiatan tersedia lengkap dan ter simpan secara rapi.


BAB IV
P E N U T U P

4.1.    Kesimpulan.

Dari uraian pada BAB I sampai dengan III diatas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1.   Kebijakan Direktorat Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Jakarta memicu SMK diseluruh Indonesia untuk berubah dan berkembang menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Karena SBI adalah puncak prestasi untuk keberhasilan SMK.
2.   Salah satu persyaratan SBI adalah SMK Mengadopsi SMM ISO 9001:2008, namun demi peningkatan mutu sekolah maka SMK Standar Nasional (SSN) pun berminat mengadopsi SMM ISO 9001:2008 seperti pada SMK Negeri 4 Jember.
3.   Kendala terbesar dalam proses SMM ISO adalah faktor SDM yakni Komitmen Kepala sekolah, Budaya covensional warga sekolah, Pengendalian mental atau kemauan dan kemampuan fisik warga sekolah, kurang dikuasainya masalah ISO sendiri dan teknologi Komputer.
4.   Peran Kepala sekolah dengan menggunakan falsafah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani adalah falsafah yang pas untuk diterapkan demi mensupot, mengarahkan dan memotivasi mereka.
5.   Sifat pemimpin dengan falsafah Matahari, bulan, bintang, awan, angin, api, samudra, api adalah falsafah yang gampang di ingat dan mengerti karena falsafah ini tidak asing bagi orang Indonesia terutama suku Jawa sebagai sumber kearifan bagi pemimpin maupun yang dipimpin.
6.   Dampak setelah SMM ISO 9001. adalah :
1.   Setiap orang dalam jajaran organisasi memahami tugas dan menyadari peran penting dirinya dalam organisasi, serta mengetahui, standar prosedur yang harus dipatuhi.
2.   Ada peningkatan perilaku dan pelayanan lebih baik kepada para stake holder dan utamnya pelanggan.
3.   Citra sekolah menjadi lebih baik secara intern maupun ektern.
4.   Kepercayaan terhadap sekolah lebih besar.
5.   Ada keinginan warga sekolah untuk meningkatkan mutu kerja mereka.
6.   Pelanggan lebih berani karena tahu prosedur komplain demi kepuasan mereka.
7.   Guru membuat perangkat mengajar secara terstandar, rekaman segala kegiatan tersedia lengkap dan ter simpan secara rapi.

4.2.    Saran-saran.

1.   Setelah berhasilnya meraih sertifikat SMM ISO 9001:2008 sebagai prasasti bahwa SMK Negri 1 dan SMK Negeri 4 Jember seharusnya benar-benar meningkatkan mutu sekolah khususnya proses Belajar Mengajar karena rohnya sekolah adalah di berhasilnya pembelajaran sesuai tujuan yang disebutkan dalam UU Sisdiknas 2003.
2.   Prosedur yang sudah tertulis sebagai dokumen resmi sekolah, untuk dipatuhi dan direvisi manakala ada ketidak sesuaian.
3.   Semua personil tetap komitmen, tetap semangat, tetap konsisten meningkatkan mutu sekolah dengan menggunakan sistem manajemen ISO 9001:2008 yang sudah dibangun.
4.   Jangan puas dengan hanya menerima sertifikat, tetapi esensinya adalah komitmen peningkatan mutu yang nyata demi kepuasan siswa.


oooOooo
 DAFTAR PUSTAKA

1.  Anonim, http://www.jadidjadied.blogspot.com.tentang FALSAFAH KEPEMIM PINAN KI HADJAR DEWANTORO, .tanggal 28 Maret 2011
2. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, PROGRAM PENGEMBANGAN SMK BERSTANDAR DAN NASIONAL/INTERNASIONAL, Jakarta, 2003
3.  Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, MANAJEMEN STRATEGIS PENINGKATAN MUTU SEKOLAH KEJURUAN MENUJU SMK BERSTANDAR NASIONAL/INTERNASIONAL, Jakarta, 2008
4. Hendra Darta, http://www.hendradarta.wordpress.com tentang FALSAFAH KEPEMIM PINAN KI HADJAR DEWANTORO, tanggal  7 April 2010
5. Proqual Konsultan ISO, Bahan Sosialisasi, Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:200, Surabaya, 2005
 6.Rhenald Kasali, P.Pd, CHANGE, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
 7. Suyanto Consulting, http://www.msuyanto.com, tentang HASTA BRATA, ahad 21 Agustus 2011.
 8.   Sukardjo, Ukim Komarudin, LANDASAN PENDIDIKAN, Rajawali Pres, Jakarta 2009.
 9.   UNDANG-UNDANG SISDIKNAS,  Fokus Media, 2009



oooOooo










0 komentar: