Kamis, 25 Maret 2010

Carut marut bangsa Indonesia dipercaya banyak orang bahwa pendidikan obatnya. Pak Krisna teman TPI (Tim Pemantau Independen) ujian nasional, bilang obatnya adalah bagaimana sekolah-sekolah itu mengajarkan tentang hati nurani dan budi pekerti kepada para siswa. Tidak hanya teoritis tetapi aplikasikan dalam kehidupan sehari, misalnya dalam pelajaran agama bagaimana rukun iman itu benar-benar dapat diaplikasikan dalam tingkah laku anak sehari-hari. Kemudian pak Haris menambahkan sebaiknya ada pelajaran budi pekerti disekolah yang sifatnya aplikatif jangan hanya dititipkan dipelajaran lain. Saya tambahkan belajar ilmu katon signt, komunikasi dan Teknologi memang penting tetapi belajar yang sifatnya membentuk watak manusia yang bermartabat lebih penting dan lebih sulit.perlu waktu panjang. Harus dimulai sejak TK dan SD dasar Aqlaq mulianya harus bebar-benar kuat, kalau dijenjang pendidikan selanjutnya baru dimulai berarti semuanya sudah terlambat.

Jangan bangga bila anak TK dan SD Indonesia bila belajar diluar negeri kelihatan sangat pandai, karena diluar negeri setingkat itu belum diajarkan macam-macam, masih sifatnya pembiasaan-pembiasaan (mengajarkan suka membaca, suka menulis, suka mengemukakan pendapat, suka berlogika, suka bercerita, suka bekerja, suka bertanggung jawab dsb) yang ringan-ringan.

Ujian Nasional dari tahun ketahuan selalu menegangkan, kalau tidak pandai-pandai mengelola mental bisa stress. Kenapa sih UN harus di buat begitu tegang, jauh-jauh sebelumnya sudah berbagai info gencar disampaikan berkali-kali, harus melibatkan begitu banyak personil, berbagai kalangan sibuk dan gawat sekali dan semua itu menimbulkan biaya yang cukup besar. Apa tidak bisa disederhanakan,

Alhamdulilah hari ini terakir ujian semoga semuanya baik-baik saja lancar dan sukses semua murid saya satu sub rayon 102 Kab Jember lulus semua dengan jujur.